Minggu, 20 Maret 2011

Reported Direct and Indirect Speech

REPORTED SPEECH

Reported Speech atau Kalimat Laporan adalah kalimat yang digunakan untuk melaporkan apa kata orang lain dengan memasukkannya dalam kalimat yang kita buat sendiri. Kalimat laporan ini sering juga disebut dengan Kalimat Tak Langsung. Perhatikan penjelasannya di bawah ini:

Penggunaan


1. Statement


Pada penggunaan jenis kalimat ini, kata sambung yang kita gunakan adalah that. Namun kata ini bisa dipakai atau boleh juga tidak dipakai.

Perhatikan dialog berikut ini:


Alex : I am a student.
Bob  : What did Alex say, Andy?
Andy : Alex said that he was a student.

Catatan:

  • Apa yang diucapkan Andy adalah kalimat tak langsung, karena Andy mengulang apa yang diucapkan Alex kepada Bob.
  • Karena bersifat pengulangan dan Alex berkata demikian beberapa saat yang lalu (sebelum Bob bertanya) maka Tenses yang digunakan harus dalam bentuk Past.
  1. George said," My mother will go to Bali today."
  2. George said (that) his mother would go to Bali today.
Catatan:
  • Perubahan hari dan tempat sangat tergantung pada situasi pada saat berbicara. Artinya dapat saja berganti, namun dapat juga tidak.
  • Tanda petik tidak lagi digunakan.
  1. "I have phoned the police," John said.
  2. John said that he had phoned the police.
2. Request/Command

Ada 2 kelompok dalam penggunaan kalimat tidak langsung jenis ini, yaitu:
  1. Positive  Request/Command
  2. Negative Request/Command
Mari kita bahas satu persatu:

a. Positive Request/Command


Kalimat tak langsung jenis ini adalah kalimat permintaan atau perintah yang tidak dimulai dengan don't, seperti open the door!, close the window!, be carefull!, dsb. Untuk kalimat jenis ini, kata sambung yang digunakan adalah to sebelum kata kerjanya.

Contoh:
  1. "Close the window!", Anton asked.
  2. Anton asked me to close the window.
  1. Bob said," Be careful, my son!"
  2. Bob asked his son to be careful.
b. Negative Request/Command

Kalimat tak langsung jenis ini adalah kalimat permintaan yang dimulai dengan don't. Kata sambung yang digunakan adalah not to untuk menggantikan don't.

Contoh:
  1. "Don't touch me!", William asked.
  2. William asked me not to touch him.
  1. Mrs. Hunt said," Don't be lazy, Henry!".
  2. Mrs Hunt asked Henry not to be lazy.
3. Questions

Jenis ini juga memiliki 2 kelompok yaitu Yes/No Question dan Wh- Question.

a. Yes/No Questions

Yes/No Question adalah jenis pertanyaan yang membutuhkan jawaban ya atau tidak. Kata sambung yang digunakan adalah whether atau if. Namun yang perlu diingat adalah susunan kalimat dalam kalimat tak langsungnya harus menjadi normal kembali. Artinya setelah kata whether/if, maka harus dimulai dengan Subjek, Predikat, dst. Kita dapat juga menambahkan or not pada kalimat tak langsungnya. Namun kata or not hanya mengiringi kata whether dan tidak if. Kata whether lebih sering digunakan daripada if.

Contoh:
  1. Mr. Hunt asked," Are you my new secretary?"
  2. Mr. Hunt asked the girl whether she was his new secretary or not. - Bentuk I
  3. Mr. Hunt asked the girl whether or not she was his new secretary. - Bentuk II
  4. Mr. Hunt asked the girl whether she was his new secretary. - Bentuk III
  1. "Can you pick me up?", asked Edward.
  2. Edward asked if I could pick him up.
b. Wh- Questions

Wh- Question adalah jenis pertanyaan yang tidak dijawab dengan ya atau tidak, melainkan sebuah pernyataan seperi How old are you, Where do you live? dsb.

Kata sambung yang digunakan adalah kata tanya itu sendiri. Susunan setelah kata tanya itu kembali seperti kalimat positif. Perhatikan contoh-contoh kalimat berikut. Tanda tanya juga harus dihilangkan.

Contoh:
  1. "How old are you?", Ahmad wanted to know.
  2. Ahmad wanted to know How old I was. (BUKAN How old was I)
  1. Andy asked Ted," Where do you live?"
  2. Andy asked Ted where he lived.

DIRECT AND INDIRECT SPEECH

Bilamana reported speech menyatakan kata-kata yang sebenarnya, ini disebut direct speech (kalimat langsung). Kalimat-kalimat tersebut tidak dihubungkan oleh “that” melainkan harus ditandai dengan (tanda baca) koma.
Bilamana reported speech memberikan isi pokok kata-kata yang dipakai oleh si pembicara dan bukan kata-kata yang sebenarnya ini disebut indirect speech (kalimat tidak langsung). Dalam indirect speech kalimat-kalimat itu dihubungkan dengan kata “that”.
Bentuk waktu reporting verb tidak diubah, akan tetapi bentuk waktu reported speech harus diubah berdasarkan atas bentuk waktu reporting verb.
Dua cara perubahan bentuk waktu pada reported speech :

Peraturan I

Kalau reporting verb itu past tense, bentuk waktu kata kerja dalam reported speech itu harus diubah ke dalam salah satu dari empat bentuk past tense.

Direct Speech - Indirect Speech
Simple present - menjadi - Simple past
He said ” The woman comes “ He said that the woman came
Dari contoh di atas dapat disimpulkan perubahan untuk bentuk waktu dari reported speech sebagai berikut :
Direct Speech
Simple present
Present continuous
Present perfect
Present perfect continuous
Simple past
Past continuous
Future
Present
Indirect Speech
Simple past
Past continuous
Past perfect
Past perfect continuous
Past perfect
Past perfect continuous
Past
Past

Kekecualian :
Kalau reported speech berhubungan dengan kebenaran umum atau fakta yang sudah menjadi
kebiasaan, present indefinite atau simple present dalam reported speech tidak diubah ke dalam
bentuk lampau yang sesuai, melainkan tetap persis sebagaimana adanmya, contoh :

Direct Speech - Indirect Speech
He said, “The sun rises in the east” - He said that the sun rises in the east
Dalam reported speech, bila present tense diubah ke dalam past tense dengan peraturan I, kata sifat, kata kerja atau kata keterangan umumnya diubah:

Direct Speech
this = ini
these = ini
come = datang
here = di sini, ke sini
hence = dari sini
hither = ke tempat ini
ago = yang lalu
now = sekarang
today = hari ini
tomorrow = besok
yesterday = kemarin
last night = tadi malam
next week = minggu depan
thus = begini
contoh :
 He said, “I will come here”.
Indirect Speech
that = itu
those = itu
go = pergi
there = di sana, ke sana
thence = dari sana
thither = ke tempat itu
before = lebih dahulu
then = pada waktu itu
that day = hari itu
next day = hari berikutnya
the previous day = sehari sebelumnya
the previous night = semalam sebelumnya
the following week = minggu berikutnya
so = begitu
He said that he would go there

Akan tetapi kalau this, here, now dan sebagainya menunjukan pada benda, tempat atau waktu ketika berbicara, maka tidak dilakukan perubahan.
Agus said, “This is my pen”. - Agus said that this was his pen
(ketika berbicara pena berada di tangan pembicara)

Peraturan II

1) Bila reported speech kalimat berita

Dengan peraturan ini reporting verb dianggap dalam present atau future tense tertentu dan kapan saja ini terjadi, bentuk waktu dari kata kerja dalam reported speech tidak diubah sama sekali dalam mengubah direct menjadi indirect speech.
Reporting verb - Reported speech
Present tense - Any tense (bentuk waktu apapun)
Direct : She says to her friend, ” I have been writing “.
Indirect : She says to her friend that he has been writing. (tidak berubah)
Direct : She has told you, ” I am reading “.
Indirect : She has told you that he is reading. (tidak berubah)
Direct : She will say, ” You have done wrongly “.
Indirect : She will tell you that you have done wrongly. (tidak berubah)
Direct : She will say,” The boy wasn’t lazy “.
Indirect : She will tell them that the boy wasn’t lazy. (tidak berubah)

2) Bila reported speech merupakan kalimat tanya

a) Reporting verb say atau tell diubah menjadi ask atau inquire. Dengan mengulangi kata tanya dan mengubah tenses jika pertanyaannya dimulai dengan kata tanya diberitakan.

Direct
He said to me, “Where are you going?”
He said to me, “What are you doing?”
Indirect
He asked me where I was going
He inquired of me what I was doing
b) Dengan menggunakan if atau whether sebagai penghubung antara reporting verb dan reported speech dan mengubah tenses, jika pertanyaannya dimulai dengan kata kerja diberitakan :
Direct
He said to me, “Are you going
away today?”
He asked me , “can you come along?”
Indirect
He asked me whether I was
going away that day.
He asked me if I could come along.

3) Kalimat perintah (imperative sentences)
Bila reported speech merupakan kalimat perintah, reporting verb say atau tell harus diubah menjadi kata kerja tertentu yang menandakan :
· command (perintah), misalnya ordered, commanded, dsb yang berarti menyuruh, memerintahkan.
· precept (petunjuk, bimbingan, didikan), misalnya advised yang berarti menasehati.
· request (permohonan), misalnya asked yang berarti meminta, memohon.
· entreaty (permohonan yang sangat mendesak), misalnya begged yang berarti meminta, memohon (dengan sangat).
· prohibition (larangan), misalnya forbade yang berarti melarang.
Dalam perubahannya dari kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung, modus imperatif harus diganti dengan infinitif. Tegasnya, reported verb (kata kerja yang diberitakan atau kata kerja dalam reported speech) harus diubah menjadi infinitive with to.

a) Command :
Direct: He said to his servant, “Go away at once!”
Indirect:He ordered his servant to go away at once

b) Precept :
Direct: She said to her son, “Study hard!”
Indirect: He advised her son to study hard

c) Request :
Direct: He said to his friend, “Please lend me your pen!”
Indirect: He asked his friend to be kind enough to lend him his pencil

d) Entreaty :
Direct: He said to his master, “Pardon me, sir”
Indirect: He begged his master to pardon him.

e) Prohibition :
Direct: She said to her daughter, “Don’t go there”
Indirect: She forbade her daughter to go there
Kalau reporting verb say atau tell diubah menjadi reported verb ask, order, command dsb (tapi jika bukan forbid), predikatnya diubah ke dalam infinitive with to yang didahului oleh not atau no + infinitive with to.
Direct: She said to her daughter, “Don’t go there”
Indirect: She asked herdaughter not to go there.

4) Kalimat seru (exclamatory sentences)
Bilamana reported speech terdiri dari kalimat seru atau kalimat optatif, reporting verb say
atau tell harus diubah menjadi kata kerja tertentu yang se
macam itu seperti exclaim, cry out,pray dsb.

a) Exclamatory sentences
Direct: He said, “Hurrah! My old friend has come”
Indirect: He exclaimed with joy that his old friend had come.

b) Optative sentences (kalimat yang menyatakan harapan, pujian, dsb)
Direct: He said, “God bless you, my dear son “
Indirect: He prayed that God would bless his dear son

Sumber : http://ismailmidi.com/berita-136-reported-speech.html
                 http://englishtutorial.co.cc/?p=15

Jumat, 04 Maret 2011

Arti Adverb Clause Jenis dan Contohnya

Adverbial Clause adalah Clause (anak kalimat) yang berfungsi sebagai Adverb, yakni menerangkan kata kerja.
Adverbial Clause biasanya diklasifikasikan berdasarkan "arti/maksud" dari Conjunction (kata penghubung yang mendahuluinya).
Jenis-jenis Adverbial Clause antara lain:
1. Clause of Time
Clause yang menunjukkan waktu. Biasanya dibuat dengan menggunakan conjunction (kata penghubung) seperti after, before, no sooner, while, as, dll.
Contoh:
  • Shut the door before you go out.
  • You may begin when(ever) you are ready.
  • While he was walking home, he saw an accident.
  • By the time I arrive, Alex will have left.
  • No sooner had she entered than he gave an order.
2. Clause of Place
Clause yang menunjukkan tempat. Biasanya dibuat dengan menggunakan conjunction seperti where, nowhere, anywhere, wherever, dll.
Contoh:
  • They sat down wherever they could find empty seats
  • The guard stood where he was positioned.
  • Where there is a will, there is a way.
  • Where there is poverty, there we find discontent and unrest.
  • Go where you like.
3. Clause of Contrast (or Concession)
Clause yang menunjukkan adanya pertentangan antara dua kejadian atau peristiwa yang saling berhubungan. Biasanya dibuat dengan menggunakan conjunction (kata penghubung) seperti although, though, even though, whereas, even if, in spite of, as the time, dll.
Contoh:
  • As the time you were sleeping, we were working hard.
  • Mary wanted to stop, whereas I wanted to go on.
  • Although it is late, we'll stay a little longer.
  • He is very friendly, even if he is a clever student.
4. Clause of Manner
Clause yang menunjukkan cars bagaimana suatu pekerjaan dilakukan atau peristiwa terjadi. Biasanya dibuat dengan menggunakan conjunction (kata penghubung) seperti as, how, like, in that, dll.
Contoh:
  • He did as I told him.
  • You may finish it how you like.
  • They may beat us again, like they did in 1978.
5. Clause of Purpose and Result
Clause yang menunjukkan hubungan maksud/tujuan dan hasil. Biasanya dibuat dengan menggunakan kata penghubung seperti (in order) that, so that, in the hope that, to the end that, lest, in case, dll.
Contoh:
  • They went to the movie early (in order) to find the best seats.
  • She bought a book so (that) she could learn English
  • He is saving his money so that he may take a long vacation.
  • I am working night and day in the hope that I can finish this book soon.
6. Clause of Cause and Effect
Clause yang menunjukkan hubungan sebab dan akibat. Ada beberapa pola membentuk Clause jenis ini. Perhatikan baik-baik.
Contoh:
  • Ryan ran so fast that he broke the previous speed record.
  • It was so cold yesterday that I didn't want to swim.
  • The soup tastes so good that everyone will ask for more.
  • The student had behaved so badly that he was dismissed from the class.
Contoh:
  • The Smiths had so many children that they formed their own baseball team.
  • I had so few job offers that it wasn't difficult to select one.
Contoh:
  • He has invested so much money in the project that he cannot abandon it now.
  • The grass received so little water that it turned brown in the heat.
Contoh:
  • It was such a hot day that we decided to stay indoors. ATAU It was so hot a day that we decided to stay indoors.
  • It was such an interesting book that he couldn't put it down. ATAU It was so interesting a book that he couldn't put it down.
Contoh:
  • She has such exceptional abilities that everyone is jealous of her.
  • They are such beautiful pictures that everybody will want one.
  • Perry has had such bad luck that he's decided not to gamble.
  • This is such difficult homework that I will never finish it.
Di samping itu, untuk mengungkapkan hubungan cause and effect (sebab dan akibat) dapat digunakan pola lain, yaitu:
1.       Menggunakan Preposition (kata depan) seperti because of, due to, due to the fact that, dll
Contoh:
  • Because of the cold weather, we stayed home. (=We stayed home because of the cold weather)
  • Due to the cold weather, we stayed home. (=We stayed home due to the cold weather)
  • Due to the fact that the weather was cold, we stayed home. (=We stayed home due to the fact that the weather was cold)
2.       Menggunakan kata penghubung (conjunction) seperti because, since, now, that, as, as long as, inasmuch as
Contoh:
  • Because he was sleepy, he went to bed.
  • Since he's not interested in classical music, he decided not to go to the concert.
  • As she had nothing in particular to do, she called up a friend and asked her if she wanted to take in a movie.
  • Inasmuch as the two government leaders could not reach an agreement, the possibilities for peace are still remote.
3.       Menggunakan transition words seperti therefore, consequently.
Contoh:
  • Alex failed the test because he didn't study.
  • Alex didn't study. Therefore, he failed the test.
  • Alex didn't study. Consequently, he failed the test. 
Beberapa Adverb Clause dapat diubah menjadi Modifying Phrases dengan cara:
1)      Menghilangkan subjek dari dependent Clause dan verb (be).
Contoh:
a.       ADVERB CLAUSE      : While I was walking to class, I ran into an old friend.
b.       MODIFYING PHRASE : While walking to class, I ran into an old friend.
2)      Jika dalam Adverb Clause tidak ada be, hilangkanlah subjek dan ubahlah verb dalam Adverb Clause itu menjadi bentuk -ing.
Contoh:
a.       ADVERB CLAUSE      : Before I left for work, I ate breakfast.
b.       MODIFYING PHRASE : Before leaving for work, I ate breakfast.
Adverb Clause dapat diubah menjadi Modifying Phrase jika subjek dari adverb Clause dan subjek dari main Clause sama.
Contoh:
1. DAPAT DIRUBAH
  • While I was sitting in class, I fell asleep MENJADI While sitting in class, I fell asleep.
  • While Ann was sitting in class, she fell asleep MENJADI While sitting in class, Ann fell asleep.
  • Since Mary came to this country, she has made many friends MENJADI Since coming to this country, Mary has made many friends.
2. TIDAK DAPAT DIRUBAH
  • While the teacher was lecturing to the class, I fell asleep.
  • While we were walking home, a frog hopped across the road in front of us.

7. Clause of Condition
Clause yang menunjukkan adanya persyaratan antara dua kejadian (peristiwa) yang berhubungan. Biasanya dibuat dengan menggunakan conjunctions seperti if, even if, unless, in the even that, or in even that, in case, provided (that), providing (that), on condition that, if only, suppose (that), supposing (that), dll.
Contoh:
  • If I see him, I will invite him to the party tomorrow.
  • She would forgive her husband everything, if only he would come back to her.
  • Suppose (that) your house burns down, do you have enough insurance to cover such a loss.
  • In case a robbery occurs in the hotel, the management must be notified at once.
  • The company will agree to arbitration on condition (that) the strike is called off at once.
  • We should be able to do the job for you quickly, provided (that) you give us all the necessary information.

Sumber : http://ismailmidi.com/berita-89-adverb-clause.html 

Selasa, 14 Desember 2010

Lyrics to Like A G6

Lyrics to Like A G6 :
(feat. The Cataracs & Dev)

Hook
Poppin bottles in the ice, like a blizzard
When we drink we do it right gettin slizzard
Sippin sizzurp in my ride, like Three 6
Now I’m feelin so fly like a G6
Like a G6, Like a G6
Now I’m feelin so fly like a G6

Verse 1

Gimme that Mo-Moet
Gimme that Cry-Crystal
Ladies love my style, at my table gettin wild
Get them bottles poppin, we get that drip and that drop
Now give me 2 more bottles cuz you know it don’t stop

(808) Hell Yeaa
Drink it up, drink-drink it up,
When sober girls around me, they be actin like they drunk
They be actin like they drunk, actin-actin like they drunk
When sober girls around me actin-actin like they drunk

Hook
Poppin bottles in the ice, like a blizzard
When we drink we do it right gettin slizzard
Sippin sizzurp in my ride, like Three 6
Now I’m feelin so fly like a G6
Like a G6, Like a G6
Now I’m feelin so fly like a G6

Verse 2

From http://www.lyricsmania.com/like_a_g6_lyrics_far_east_movement.html
Sippin on, sippin on sizz, Ima ma-make it fizz
Girl i keep it gangsta, poppin bottles at the crib
This is how we live, every single night
Take that bottle to the head, and let me see you fly

(808) Hell Yeaa
Drink it up, drink-drink it up,
When sober girls around me, they be actin like they drunk
They be actin like they drunk, actin-actin like they drunk
When sober girls around me actin-actin like they drunk

Hook
Poppin bottles in the ice, like a blizzard
When we drink we do it right gettin slizzard
Sippin sizzurp in my ride, like Three 6
Now I’m feelin so fly like a G6
Like a G6, Like a G6
Now I’m feelin so fly like a G6

Bridge

Its that 808 bump, make you put yo hands up
Make you put yo hands up, put yo, put yo hands up
(You can’t Touch this)
Its that 808 bump, make you put yo hands up
Make you put yo hands up, put yo, put yo hands up
(You can’t Touch this)
Hell Yeaaa, Make you put yo hands up, put yo put yo hands up
Hell Yeaaa, Make you put yo hands up, put yo put yo hands up

Hook
Poppin bottles in the ice, like a blizzard
When we drink we do it right gettin slizzard
Sippin sizzurp in my ride, like Three 6
Now I’m feelin so fly like a G6
Like a G6, Like a G6
Now I’m feelin so fly like a G6

Over - Drake

Uh Uh Young Money Yeah Yeah
I Know Way Too Many People Here Right Now
that I Didn't Know Last Year Who The fuck Are Y'all?
i Swear It feels Like The Last few Nights We've Been Everywhere And Back
but I Just Can't Remember It All
What Am I Doing? What Am I Doing?
oh Yeah That's Right I'm Doin' Me I'm Doin' Me
i'm Living Life Right Now Man And This What I'mma Do 'til It's Over
'til It's Over But It's far from Over
Alright Bottles On Me Long As Someone Drink It
never Drop The Ball fuck It Y'all Thinkin'?
makin' Sure The Young Money Ship Is Never Sinkin'
'bout To Set It Off In This Bitch Jada Pinkett
I Shouldn't Have Drove Tell Me How I'm Getting Home?
you Too fine To Be Layin' Down In Bed Alone
i Could Teach You How To Speak My Language Rosetta Stone
i Swear This Life Is Like The Sweetest Thing I've Ever Known
Got The Gold Thriller Mike Jackson On These Niggas
all I Need's A fucking Red Jacket With Some Zippers
super-good Smidoke A Package Of The Swisher's
i Did It Overnight It Couldn't Happen Any Quicker
Y'all Know Them? Well fuck It Me Either
point The Biggest Skeptic Out I'll Make Him A Believer
it Wouldn't Be The first Time I Done It Throwin' Hundreds
when I Should Be Throwin' Ones Bitch I Run It
I Know Way Too Many People Here Right Now
that I Didn't Know Last Year Who The fuck Are Y'all?
i Swear It feels Like The Last few Nights We've Been Everywhere And Back
but I Just Can't Remember It All
What Am I Doing? What Am I Doing?
oh Yeah That's Right I'm Doin' Me I'm Doin' Me
i'm Living Life Right Now Man And This What I'mma Do 'til It's Over
'til It's Over But It's far from Over
One Thing About Music When It Hits You feel No Pain
and I Swear I Got The Shit That Makes These Bitches Go Insane
so They Tell Me That They Love Me I Know Better Than That It's Just Game
it's What Comes With The fame And I'm Ready for That I'm Just Sayin'
I Really Can't Complain Everything Is Kosher
two Thumbs Up Ebert And Roper
i Really Can't See The End Getting Any Closer
but I'll Probably Still Be The Man When Everything Is Over
So I'm Riding Through This City With My High-beams On
can You See Me? Can You See Me? Get Your Visine On
y'all Just Do Not fit The Picture Turn Your Wise friend On
if You Thinkin' I'mma Quit Before I Die Dream On
Man They Treat Me Like A Legend Am I Really This Cold?
i'm Really Too Young To Be feeling This Old
it's About Time You Admit It Who You Kiddin'?
and Nobody's Ever Done It Like I Did It
I Know Way Too Many People Here Right Now
that I Didn't Know Last Year Who The fuck Are Y'all?
i Swear It feels Like The Last few Nights We've Been Everywhere And Back
but I Just Can't Remember It All
What Am I Doing? What Am I Doing?
oh Yeah That's Right I'm Doin' Me I'm Doin' Me
i'm Living Life Right Now Man And This What I'mma Do 'til It's Over
'til It's Over But It's far from Over
Yeah That's Right I'm Doin' Me I'm Doin' Me
i'm Living Life Right Now Man And This What I'mma Do 'til It's Over
'til It's Over But It's far from Over

Jumat, 03 Desember 2010

Manusia dan Harapan


Assalamualaikum Wr.Wb

Di Blog ini, saya akan menuliskan tentang Harapan. Terutama harapan dengan negri ini. Pertama saya sudah memperhatikan tentang negri ini di Indonesia semakin memprihatinkan. Liat saja berbagai bencana alam di mana-mana. Korupsi merajalela. Peraturan UU yang membuat masyarakat menjadi jengah atas kebijakan pemerintah yang semakin seenaknya. Kasus mafia hukum hanya dengan uang hukum pun bisa di beli. Dan juga kebudayaan kita yang di ambil oleh Negara lain. Itu justru memebuat saya makin prihatin atas semua ini. Dan kita sebagai Warga Negara Indonesia belum sadar penuh artinya Hidup dan Harapan ini. Coba saja kita sadar tentang keberadaan kita saat ini. TIdak egois, Tidak memikirkan perut sendiri, kita bisa berbagi sesama terutama kepada yang membutuhkan.

Lalu tentang hukum. Saya pikir apa hukum di Negara kita kurang kuat sampai-sampai bisa di beli dengan uang?? Kalo iya buat apa ada hukum di Indonesia, Kalo tidak kenapa sampai sekarang masih saja yangberbaut seperti itu. Saya rasa tidak dapat di tutupi lagi kalau uang bukan lagi bukan segalanya. Tetapi uang sekarang adalah segalanya.
Saya berharap hukum tidak memihak kepada yang berduit. Tetapi memihak yang benar.

Lalu tentang berbagai macem kebudayaan kita yang di ambil oleh Negara kita. Sudah sepatutnya kita malu karena budaya kita asli dari berbagai daerah di Indonesia di ambil oleh Negara lain dan mengakui bahwa itu budaya mereka. Seharusnya, kebudayaan kita tersebut harus kita jaga. Seperti kebudayaan batik, Angklung, Wayang dan juga jenis makanan-makanan khas daerah masing-masing. Seharusnya kita bangga mempunyai berbagai macam kebudayaan di Indonesia ini.

Lalu yang terakhir adalah tentang bencana alam. Setidaknya sudah banyak bencana alam yang terjadi di tanah air kita ini karena mungkin kita sudah kurang atau tidak peduli lagi dengan lingkungan di sekitar. Dan juga kita tidak lagi mendekatkan diri kepada Allah SWT karena kita hanya memikirkan duniawi saja hanya pingin hidup enak tanpa memikirkan akhirat.
Kita sebagai manusia dengan mayoritas muslim paling banyak di dunia harus sadar bahwa hidup itu Cuma sekali dan kita harus semakin mendekatkan diri kita kepada Allah meminta agar di beri kesehatan dan perlindungan dari – NYA.

Harapan saya dengan menulis blog ini semoga kita sebagai warga Negara Indonesia semakin kesini semakin baik. Dapat menjadi lebih dewasa dan sadar apa arti hidup dan juga dapat berbagi dengan satu dan lainnya.
Semakin bijak menghadapi masalah. Dan bisa hidup bertoleransi antara satu dan lainnya
Amin

Rabu, 24 November 2010

Hardcore Mahasiswa yang Indonesia


12906484091191004605
Mahasiswa menyandang predikat sebagai Agent of Change, Agent of Control, dan Iron Stock. Peranan mahasiswa dalam mengawal Indonesia yang demokratis memang tidak terbantahkan. Sebagai pewaris bangsa dan negara, mahasiswa selalu menjadi yang terdepan dalam hal berkoar-koar menentang kebijakan pemerintah yang dianggap nyeleweng.
Sejak peristiwa reformasi 1998, sebaiknya kita merenungkan kembali asas pendidikan nasional yang tercantum dalam logo Departemen Pendidikan Nasional, yaitu “Tut Wuri Handayani.” Tentu semoyan tersebut mempunyai relevansi dalam nyawa pendidikan Indonesia. Menurut Prof. H.A.R Tilaar, Tut Wuri Handayani merupakan prinsip dari pedagogik libertarian, yaitu menggugah kesadaran mahasiswa untuk dapat memilih dan bertanggung jawab terhadap perkembangan pribadi maupun dalam mewujudkan tujuan bersama dari kehidupan berbangsa dan bertanah air.
Sebagai remaja – juga mahasiswa, saya merasakan sendiri dentuman akibat dari lahirnya Aufklärung (pencerahan) – biasa diterjemahkan sebagai enlightenment project (proyek pencerahan) – di Benua Amerika sejak abad ke-17 sampai pertengahan abad ke-19. Aufklärung mencetak manusia dengan “bumbu” yang modern. Manusia yang mengidam-idamkan avonturisme, kekuasaan, pertumbuhan, dan transformasi duniawi. Realita seperti ini juga telah ‘membungkam’ frame of thingking mahasiswa. Dan selanjutnya mahasiswa akan digiring ke dalam culture of banatly (budaya kedangkalan) di mana segala informasi yang mereka terima langsung dicerna mentah-mentah, tanpa diproses, diverifikasi, dan didalami dengan logika kerja pikiran.
Yang terlihat saat ini, menurut Abdul Razak, mahasiswa tidak lagi ‘menyentuh’ literatur atau bacaan sebagai frame of reference mereka. Melainkan opinion leader, yaitu orang yang dianggap mewakili suatu kompetensi tertentu. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Prof. Komaruddin Hidayat, menjelaskan bahwa hal tersebut disebabkan oleh budaya baca-tulis di Indonesia yang belum mapan. Indonesia terlalu akrab dengan tradisi lisan dan orasi. Di saat budaya baca-tulis masih lemah, Indonesia sudah diserang dengan berbagai produk elektronik dengan visualisasi yang lebih menarik. Maka, dari budaya orasi dan lisan, kita langsung melompat masuk ke budaya menonton. Sehingga mahasiswa – termasuk masyarakat – lndonesia tidak terbentuk sebagai reading society (masyarakat baca).
 
Virus Hedonisme
Hedonisme memiliki pengertian sebagai suatu kesenangan terhadap hal-hal yang bersifat temporarry (sementara), sehingga orang terjebak untuk tidak mampu bersikap sabar dan gagal membangun asketisme. Dewasa ini mahasiswa – termasuk saya pribadi – lebih “mencintai” tayangan dan hal-hal yang bersifat entertainment, gosip, jingkrak-jingkrak menyaksikan konser musik rock, dan hal-hal yang melemahkan mereka dalam membangun kepribadian mereka sendiri.
Gaya hidup hedonis yang melekat pada mahasiswa terbukti berhasil melonggarkan pertalian pendidikan sebagi bagian dari kebudayaan. Mungkin rasa we felling atau rasa “kekitaan” yang dikumandangkan Benedict Anderson sebagai rasa nasionalisme di dalam suatu imagined community (masyarakat yang diimajinasikan) sedang sekarat dibenak mahasiswa. Pancasila pun sudah jarang menjadi jargon mahasiswa untuk ditelaah, dikaji, apalagi menjalankan nilai-nilai luhur Pancasila. Seharusnya mahasiswa Indonesia mampu berpendidikan ditengah-tengah tradisi tanpa harus bersikap tradisional. Dengan hardcore lokal, mahasiswa akan lebih mampu menembus barikade keilmuan menuju intelektualitas yang global.
Selain mendiskreditkan kebudayaan, virus hedonisme juga telah memangkas makna tri dharma perguruan tinggi yang mengacu pada tiga aspek pengetahuan menurut Perkins, yaitu aquicition, transmission, dan application. Mahasiswa seharusnya familiar dan bergaul dengan penjelajahan pemikiran dan intelektual yang interdisipliner. Namun, realita yang ada sangat bertolak belakang dari seharusnya. Mahasiswa ogah “mengunyah” tulisan-tulisan Lenin, Jean-Jacques Rousseau, Karl Marx, Plato, Aristoteles, Hanafi, Fajrul Rahman, Cak Nur, Tilaar, dan Gus Dur. Mahasiswa sekarang lebih menyukai musik pop daripada musik gamelan, lebih cinta Jeans daripada batik, dan masih banyak lagi hardcore mahasiswa Indonesia yang tidak “Indonesia.”
Gejala hedonisme sudah “melahap” hampir seluruh mahasiswa diperkotaan dan daerah-daerah. Hedonisme juga telah mengerutkan kapasitas moral mahasiswa. Mungkin mahasiswa yang benar-benar “Indonesia” sudah punah di dekade 90-an? Atau mereka belum menyadari bahwa pusat lahirnya peradaban dunia adalah Indonesia? Prof. Arysio dalam bukunya, Atlantis; The Lost Continent Finally Found – saya baru baca separuh – menyuguhkan informasi tentang kebenaran bahwa Atlantis adalah Indonesia, Negara kita. Adalah tugas mahasiswa – termasuk saya – untuk mengulang peradaban Eden, nenek moyang kita. Sekaligus sebagai pewaris tunggal nusantara. Kenapa kita harus memakai “baju” orang barat kalau kita memiliki “baju” sendiri?
 
Tut Wuri Handayani
Pedagogik libertarian yang “diracik” Prof. H.A.R Tilaar merupakan prinsip yang “fitrah” dari asas pendidikan kita, Tut Wuri Handayani. Sehingga posisi pendidik sebagai pembimbing – yang selalu didepan – akan bergeser menjadi pendorong dari belakang, yaitu Tut Wuri Handayani itu sendiri.
Pendidikan tinggi yang digerakkan mahasiswa, menurut pandangan oppositional pedagogy tulisan Gregory Jay dan Gerald Graft, A Critique of Critical Pedagogy – yang saya kutip dari buku Prof. H.A.R Tilaar – menyatakan bahwa pendidikan tinggi mengusung harapan yang besar untuk menghasilkan manusia-manusia – maksudnya mahasiswa – Indonesia yang dapat berdiri sendiri, yang tidak dapat dihanyutkan tanpa arah oleh arus globalisasi atau kepentingan-kepentingan korporasi internasional.
Sudah saatnya mahasiswa Indonesia “ngaji” Pancasila dan Tut Wuri Handayani serta memosisikan pendidikan didalam tradisi, tanpa harus berpandangan tradisional. Salah satu dari prinsip inside out yang ditawarkan Prof. H.A.R Tilaar mungkin wajib ditanamkan dalam jiwa mahasiswa Indonesia sekarang juga, yaitu proses belajar yang dialogis dengan menggunakan prinsip Tut Wuri Handayani yang mencakup tiga wilayah garapan; life sciences, natural sciences & technoloy, dan information sciences. Ketiga “lahan” garapan tersebut akan subur jika generasi mudanya mampu mengelola dengan baik. Namun “lahan” garapan tersebut akan puso apabila generasi penerusnya tidak mampu mengolah dengan baik. Dengan demikian, hardcore mahasiswa Indonesia yang Indonesia akan lahir.

Sumber :  http://sosbud.kompasiana.com/2010/11/25/hardcore-mahasiswa-yang-indonesia/

Selasa, 23 November 2010

KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR

A. PENDEKATAN KESUSASTRAAN

IBD adalah salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dwngan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai – nilai budaya. Yang semulanya IBD berasal dari bahasa inggris The Humanities, yaitu istilah latin humanus, yang berati manusiawi, berbudaya, dan halus. Agar orang tersebut dapat mempelajarinya lebih dari itu.
Sastra juga didukung oleh cerita. Dengan cerita orang akan lebiyh mudah tertarik, dan dengan cerita orang lebih mudah mengemukakan gagasan – gagasannya dalam bentuk yang tidak normative. Akan tetapi dalam bentuk musik misalnya, kata – kata penciptanya yang tertelan oleh melodinya.

B. ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGANKAN DENGAN PROSA

Istilah prosa banyak pandanannya. Dalam bahasa Indonesia istilah prosa tadi sering kita terjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan menjadi bentuk serita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi, yaitu roman, atau novel, atau cerpen.
Contohnya prosa lama dan prosa baru yang kesusastraannya dari dalam Indonesia.

· Prosa lama meliputi:
1. Fabel.
2. Legenda.
3. Cerita rakyat (fokslore).
4. Tambo.
5. Cerita pelipur lara.

· Prosa baru meliputi:
1. Roman.
2. Riwayat.
3. Antologi.
4. Resensi.
5. Kritik.

C. NILAI – NILAI DALAM PROSA FIKSI
Adapun nilai – nilai yang diperolah pembaca lewat sastra antara lain:
1. Prosa fiksi menyampaikan kesenangan.
2. Prosa fiksi menyampaikan pemberitahuan.
3. Prosa fiksi menyampaikan peninggalan kultural.
4. Prosa fiksi menyampaikan keseimbangan pengetahuan.

Berkenaan dengan moral, karya sastra dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Karya sastra yang mengatakan aspirasi zamannya untuk mengajak si pembaca mengikuti apa yang akan dikehendaki zamannya.
2. Karya sastra yang bernapaskan gejolak zamannya.

D. ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI
Puisi termasuk seni sastra, yang kepuitisan, keartistikan, atau keestetikaan bahasa puisi disebabkan oleh keatifitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan, yaitu:

1. Figura bahasa seperti penjelmaan, kiasan, perbandingan, dan alegori, yang menjadikan puisi tersebut menjadi menarik.
2. kata – kata yang bermakna ambiquitas.
3. kata – kata yang bejiwa yaitu kata – kata yang pengalamannya dari jiwa penyair sehinnga terasa hidup.
4. kata – kata yang bersifat konotatif.
Adapun alasan – alasan yang mendasari penyair puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar, yaitu:
1. Hubungan manusia dengan pengalaman hidup manusia;
Puisi memiliki kekuatan tersendiri untuk memperluas pengalaman hidup aktual dengan jalan mengatur dan mensintesekannya. Puisi juga mampu menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalam yang dituangkan penyair kedalam puisinya.

2. Puisi dengan keinsyafan;
Puisi yang mengajak mahasiswa untuk menjenguk hati/pikiran manusia, karena puisi bisanya mampu menyentuh sisi-sisi yang mengenai perihal :
- Topeng yang dipakai manusia dalam dunia nyata
- Berbagai peran yang diperankan orang dalam dalam menampilkan dirinya di dunia atau lingkungan masyarakat.

3. Puisi dan keinsyafan sosial.
Puisi juga memberikan pengetahuan kepada manusia/makhluk sosial yang terlibat issue dan permasalahan sosial. Secara imajinatif puisi lewat penafsiran tentang situasi dasar kondisi manusia sosial.

4. Puisi Dan Nilai-Nilai
Dalam bahasa puisi banyak sajian nilai-nilai ( value ) yang bermanfaat bagi lingkungan hidupnya. Kita akan mendapatkan laki-laki atau perempuan yang telah siap terhadap terhadap moral dan etika yang telah menjadi pilihannya.


Contoh puisi :
"WANITA"
Wanita bagai bunga...
Wanita bagai lukisan para bangsawan...
Wanita itu indah....


Hati wanita adalah misteri...
Penuh dinding kesucian...
Terkadang lembut selembut sutera...
Terkadang tajam setajam setajam belati...


Wanita...
Ku temui arti kedewasaan dalam hatimu...
Kutemui arti kehidupan dalam dirimu...


karya:Suhanda
 
Sumber : elearning.gunadarma.ac.id